
Pada gelaran anniversary Ronggolawe Restu BC jadi ajang kumpul satu titik komunitas. Anis kembang, branjangan, Tledekan, kenari, terutama kelas cucak hijau dan murai batu. 489 peserta memenuhi hampir semua kelas yang di pertandingan bahkan ada kelas tambahan di masing-masing komunitas.

Bunda Al merupakan punya hajat merasa sangat antusias dan menyambut dengan hangat semua komunitas yang hadir pada saat itu.”Alhamdulillah pada anniversary pertama ini kita sukses memberikan yang terbaik dan saweran bagi yang menggunakan sangkar Ebod Strong agar lebih memberikan semangat agar kicau mania memakai produk Ebod,” tegasnya.

Komunitas Branjangan Bramasura memang sudah rutin mengikuti latber setiap hari Minggu pun sangat antusias dan mensukseskan gelaran ini. Dan untuk kelas ini di dominasi Pittbull milik Tores dan Sengkuni milik Yuke Bramasura.

“Alhamdulillah Pittbull mau kerja dan tonjolan terutama cililin sangat menyolok dan jadi perhatian juri,” tegas Tores. Pittbull merupakan hasil ternakan dari Sutikno Akong ring SA usianya baru satu tahun. “Dan memang terbukti ring SA sangat berkualitas dan sebelumnya pada kopdar Branjangan di Jawa Tengah juga dapat juara,” ujarnya. Sutikno

Akong ditemui Media Radjawali saat usai lomba pun sangat mendukung gelaran ini. “Puji Tuhan hasil ternakan saya memang banyak yang sudah berprestasi di even-even nasional seperti piala Radja dan pada tanggal 24 Juni mendatang kita akan hadir di Kopdar Nasional di Jakarta, Bramasura akan turun ‘full team’ kesana, semoga dapat hasil yang memuaskan,” ungkapnya. Komunitas Tledekan pun tidak mau ketinggalan ramaikan gelaran.

Dan menjadi bintang saat itu Zenix milik Abah Ayik Arindo SF dan MUROTTAL milik Santos Delta SF. Sedangkan komunitas kenari juga memberikan sumbangsih kemeriahan di even tersebut, awalnya cuma dua kelas tapi pihak komunitas menambah satu kelas dan sampai akhir lomba.

Kru Boyo 6 memang salah satu komunitas kenari yang aktif di setiap lomba. Prasetyo salah satu kru Boyo 6 jadi salah satu motor penggerak untuk mengikuti setiap even yang ada kelas kenari.

“Saya membawa gaco lama kru Boyo 6 dan meski belum jadi juara satu tetap kita akan meramaikan gelaran yang ada kelas kenarinya. Pada akhir lomba dipilih burung terbaik dikelas murai batu dan cucak hijau.

Sebagai yang terbaik dikelas murai batu Raja Tembak milik H. Unggul Arpak BC mampu menunjukkan performa bagus dan berhasil juara 1 dua kali.

Sedangkan cucak hijau terbaik diraih Halilintar milik Agung AKM Surabaya karena berhasil ‘nyeri’ digelaran ini. Pada akhir lomba Zainul selaku pembina juri Ronggolawe merasa berterima kasih pada kicau mania yang hadir. Kesuksesan gelaran ini juga sangat berpengaruh pada juri yang bertugas. Juri Ronggolawe sudah menggunakan sistem terbuka tetapi tetap ada korlap.

“Ada 4 juri yang bertugas dan tetap didampingi korlap yang bertugas mengingatkan durasi kerja dan kualitas burung yang harus dipantau tapi korlap tidak bisa mengintimidasi juri yang bertugas, jurilah yang menentukan juara ditulis langsung dipapan tulis yang dibawahnya setelah itu di rekap di papan rekap nominasi juara, setelah itu bisa menentukan yang koncer A, B, atau C sesuai dengan pengamatan juri tersebut,” tegasnya.
Penulis berita media radjawali Indonesia.